Rabu, 21 November 2007

DEMOGRAFI

DEMOGRAFI

Ragil Setiyabudi, SKM

A. Pengertian

Demografi berasal dari Bahasa Yunani

Demos : Rakyat

Grafein : Menulis

Demografi : Tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk ( ilmu kependudukan)

Menurut Donald J Boque :

Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa, melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

B. Variabel utama demografi:

  1. Kelahiran (natalitas)
  2. Kematian (death/mortalitas)
  3. Migrasi (perpindahan)

Ketiga Variabel ini akan mempengaruhi keadaan dan komposisi penduduk (umur dan jenis kelamin)

C. Ruang Lingkup :

  1. Kuantitatif dan kualitatif
  2. Unsur-unsur demografi
  3. Teknik menghitung data kependudukan
  4. Data demografi, pengukuran, teknik dan analisa serta konsekuensi
  5. Interdisciplinary science (ekonomi, geografi, psychologi, politik dsb)

D. Tujuan :

  1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam satu daerah tertentu
  2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan penyebarannya
  3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam aspek-aspek sosial
  4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa datang dan kemungkinan konsekuensinya.

E. Sumber data kependudukan :

  1. Sensus Penduduk (SP).

Indonesia telah melakukan sesus pada tahun ’71, ’80, ’90, dan 2000 (SP71, SP80, SP90, dan SP2000)

  1. Survey penduduk, yaitu diataranya :

- SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) pada tahun 1985 dan 1995.

- Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)

- SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga)

- SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)

  1. Registrasi Penduduk, misalnya : Akte Kelahiran, Akta Nikah, Pembuatan KTP.

Seiring dengan waktu untuk mengetahui keadaan penduduk mengalami perubahan. Info kependudukan berkaitan dengan keakuratan data, data kependudukan yang tidak akurat menyebabkan informasi yang dihasilkan salah. Padahal data tersebut digunakan sebagai perencanaan pembangunan.

F. Dinamika penduduk :

Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi

· Kekuatan menambah (dorong/push) : kelahiran, imigrasi

· Kekuatan mengurangi (tarik/pull) : kematian, emigrasi

G. Laju pertumbuhan penduduk

Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Perubahan jumlah penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu.Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi.

Pengukuran laju pertumbuhan penduduk yaitu :

  1. Rate of natural increase (pertumbuhan penduduk alami)

Pt = Po + ( B - D) + (Mi – Mo)

  1. Pertumbuhan Geometri

Pt = Po. (1+r) n

  1. Pertumbuhan Eksponential

Pt = Po. e r. n

Keterangan :

- Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya (P=population)

- Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (awal)

- B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut (B=Birth)

- D : Jumlah kematian yang terjadi pada jangka (Death=mati)

- Mi : migrasi masuk pada jangka waktu yang sama (M=migration)

- Mo :migrasi keluar pada jangka waktu yang sama

- r : angka pertumbuhan penduduk (r=rate)

- n : lamanya waktu antara Po dengan Pt (n=number)

- e : angka eksponential = 2,71828 (e=eksponential/pangkat)

Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor demografi :

1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas/birth rate

2. Angka kematian, mortalitas/death rate.

3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)

4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)

H. Ukuran-ukuran dasar demografi

  1. Rate

Angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit tertentu dalam populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian dengan jumlah penduduk yang memiliki resiko kejadian tersebut. Digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat.

Besarnya Rate = X x Konstanta (K)

Y

Contoh : Morbidity rate, Mortality rate, Natality rate)

  1. Rasio / Ratio

Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu, atau perbandingan 2 bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian.

Besarnya rasio = X

Y

  1. Proporsi

Perbandingan antara pembilang (Numerator) dengan penyebut (denominator) dimana Numerator termasuk/bagian dari denominator, dengan satuan %.

Proporsi = X x 100

( X+Y)

  1. Rata-rata

Yaitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai pengamatan yang didapat kemudian dibagi banyaknya pengamatan yang ada.

  1. Frekuensi

Yaitu ukuran yang menyatakan berapa kali aktivitas/suatu kegiatan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

  1. Cakupan

Ukuran untuk menilai pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu terget kegiatan yang ditentukan pada periode tertentu.

I. Ukuran-ukuran demografi

1. Fertilitas :

Yaitu Kemampuan riil seseorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan.

Ukuran fertilitas yaitu :

a. Crude Birth Rate = (Jumlah lahir hidup setahun : Populasi 1 Juli) x 100

b. Age Spesific Fertility Rate = (Jumlah lahir hidup wanita usia ttt : Jumlah wanita dengan usia ttt) x 1000

c. General Fertility Rate = Jumlah lahir hidup setahun : Jumlah wanita dalam “masa mampu hamil”) x 100

Masa mampu lahir = 15 – 44 th

2. Mortalitas / angka kematian

a. Crude Death Rate

Jumlah kelahiran hidup/tahun x 1000

Jumlah penduduk pertengahan th (1 Juli)

b. Age Spesific Death Rate (angka kematian usia tertentu)

Jumlah kematian oleh golongan usia ttt per th x 1000

Jumlah pddk gol usia yg bersangkutan pd pertengahan th (1 Juli)

J. MIGRASI

Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, yaitu :

    1. Urbanisasi
    2. Transmigrasi
    3. Migrasi internal, yaitu Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu negara . Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal disebut migrasi keluar/emigrasi ,sedangkan masuknya penduduk kesuatu daerah tujuan disebut migrasi masuk./imigrasi Migrasi ini ada 2 macam :
      1. Migrasi Bruto

Jumlah migrasi masuk dan keluar dalam suatu daerah atau negara.

Angka Migrasi Bruto

Angka yang menunjukan banyaknya migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun (1 Juli)

Rumus : jumlah migran masuk + migran keluar

Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000

      1. Migrasi Neto

Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, migrasi neto posistif jika migrasi masuk lebih besar dari pada migrasi keluar, sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya.

Angka Migrasi Neto

Angka yang menunjukan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun .

Rumus : jumlah migran masuk - migran keluar

Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000

Migrasi semasa hidup

Adalah penduduk yang tempat tinggal saat pencacahan berbeda dengan tempat kelahirannya.

Proyeksi penduduk

Perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi

Diperlukan untuk perencanaan (beras, kesehatan, kesempatan kerja dll)

K. PIRAMIDA PENDUDUK

Komposisi penduduk perlu diketahui untuk berbagai hal antara lain :

  1. Untuk mengetahui sumber daya manusia yang tersedia atas dasar usia maupun jenis kelamin
  2. Untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan
  3. Untuk studi komparatif antar daerah
  4. Untuk mengetahui proses demografi

Komposisi umur dan jenis kelamin paling penting karena tidak hanya diketahui keadaan penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk secara ekonomi dan sosial. Dengan mengetahui susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, maka dapat diketahui kemungkinan bertambahnya penduduk di masa yang akan datang.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk grafik yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik batang dengan ketentuan sebagai berikut :

  1. Sumbu vertikal untuk interval usia
  2. Sumber horizontal untuk jumlah penduduk dalam persen
  3. Sebelah kiri untuk penduduk laki-laki, sebelah kanan untuk penduduk wanita.
  4. Dasar sumbu vertikal untuk kelompok usia termuda, semakin ke atas semakin tua
  5. Puncak piramida untuk penduduk tertua, biasanya dalam interval terbuka
  6. Komposisi penduduk menurut umur menggunakan interval 5 tahun yaitu : 0-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35- 39, 40- 44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-69, 70-74, 75+

Model Piramida

Jenis Penduduk / Jenis Piramida

CIRI

MUDA

TETAP

TUA

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Tinggi

Tidak Tinggi

Menurun sangat pesat

Angka Kematian Kasar

(Crude Death Rate)

Rendah

Rendah

Sangat kecil

Bentuk

Model Piramida penduduk Muda contohnya adalah Indonesia, India, Filipina, Brazili. Piramida penduduk Muda biasanya pada negara-negara berkembang.

Model piramida penduduk Tetap contohnya : Belanda, Swedia, Australia.

Model Piramida penduduk Tua contohnya adalah Jerman, Belgia, Swiss, Spanyol.

Untuk menentukan kategori suatu penduduk, apakah termasuk tua atau muda dapat dipakai usia median ataupun persentase jumlah penduduk di beberapa kelompok usia sebagai berikut :

Kriteria

Penduduk Tua

Penduduk Menengah

Penduduk Muda

Kelompok Umur

0 -14 th

£ 30 %

Diantara Tua dan Muda

> 40%

15 – 64 th

> 60%

£ 55%

65 + th

>10 %

£ 5%

Umur median

> 30 th

£ 20 th

Sumber Nurdin, 1991

Berdasarkan piramida penduduk, kita dapat membuat perbandingan berbagai karakteristik penduduk menurut Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) dan Sex Ratio (Rasio jenis kelamin).

Dependency Ratio

Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap yang produktif.

d.r = ( P 0-14) + (P65+) x K

(P15-64)

Keterangan :

d.r = dependency ratio

p = jumlah populasi usia tertentu

k = konstanta, biasanya kasus kontrol = 100 (%)

Angka beban tanggungan Jateng (2003) adalah 51,61%.

Sex Ratio

Sex ratio digunakan untuk mengukur komposisi jenis kelamin.

Sex Ratio = S penduduk laki-laki x 100

S penduduk perempuan

Rasio jenis kelamin untuk Jateng (2003) adalah 99 %

PERMASALAHAN PENDUDUK DI INDONESIA

Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain :

1. Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di Kalimantan dan Irian.

2. Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar.

3. Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.

4. Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa.

5. Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius

6. Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi

Kepustakaan :

Purwanto, 1994. Satatistik untuk Keperawatan.Jakarta : EGC.

Ali, 2001. Pengantar Metode Satatistik untuk Keperawatan. Depok : Yayasan Bunga Raflesia.

Ali, 2001. Dasar-dasar Demografi. Depok : Raflesia Press.

www.bps.go.id

Soal Latihan :

  1. Berapa Jumlah penduduk Indonesiatahun 2006 menurut BPS ?
  2. Menurut BPS, Bapenas dan United Nations Population Fund, berapa laju pertumbuhan penduduk 2000 – 2025 ? jabarkan per lima tahun ! Jika penduduk Jateng (2003) yang perempuan 16.095.428 dan laki-laki 15.957.412, berapa sex ratio-nya !
  3. Sebutkan dan jelaskan permasalahan penduduk di Indonesia !

PENGANTAR KESEHATAN MASYARAKAT

PENGANTAR KESEHATAN MASYARAKAT

Ragil Setiyabudi, SKM

1. Sejarah Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)

Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.

Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah ;

a. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.

b. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan.

Dari cerita dua tokoh di atas, berkembanglah 2 aliran/pendekatan dalam menangani masalah kesehatan. Kelompok pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif/pengobatan. Kelompok ini pada umumnya terdiri terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan fisik, mental maupun sosial. Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadi penyakit. Ke dalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah/institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.

Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah terjadi dikotomi antara kelompok kedua profesi, yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan pelayanan pencegahan/preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan :

a. Pendekatan kuratif :

1) Dilakukan terhadap sasaran secara individual.

2) Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter menunggu pasien datang di Puskesmas/tempat praktek).

3) Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis manusia/pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya.

b. Pendekatan preventif,

1) Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan).

2) Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah datang, tetapi mencari masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan.

3) Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik. Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi aspek bio-psiko-sosial.

2. Pengertian Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)

Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk :

    1. Perbaikan sanitasi lingkungan
    2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
    3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
    4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
    5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.

Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

3. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)

Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup :

a. Ilmu biologi

b. Ilmu kedokteran

c. Ilmu kimia

d. Fisika

e. Ilmu Lingkungan

f. Sosiologi

g. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)

h. Psikologi

i. Ilmu pendidikan

Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.

Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb :

1. Epidemiologi.

2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.

3. Kesehatan Lingkungan.

4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

5. Administrasi Kesehatan Masyarakat.

6. Gizi Masyarakat.

7. Kesehatan Kerja.

4. Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)

Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat.

Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :

a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.

b. Perbaikan sanitasi lingkungan

c. Perbaikan lingkungan pemukiman

d. Pemberantasan Vektor

e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat

f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

g. Pembinaan gizi masyarakat

h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

i. Pengawasan Obat dan Minuman

j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat

5. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia (Notoatmodjo, 2003)

Abad Ke-16

Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.

Tahun 1807

Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.

Tahun 1888

Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.

Tahun 1925

Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.

Tahun 1927

STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia

Tahun 1930

Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan

Tahun 1935

Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.

Tahun 1951

Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.

Tahun 1952

Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan

Tahun 1956

Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.

Tahun 1967

Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.

Tahun 1968

Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

Tahun 1969

Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.

Tahun 1979

Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.

Tahun 1984

Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)

awal tahun 1990-an

Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Kepustakaan

Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Depkes, 2005. Dr. J. Leimena, Peletak Konsep Dasar Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas),http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1099&Itemid=2 diakses tanggal 5 Agustus 2005

Soal latihan :

1. Sebutkan perbedaan pelayanan dengan pendekatan kuratif dan pendekatan preventif !

2. Sebutkan pengertian kesehatan masyarakat menurut Winslow dan Ikatan dokter Amerika !

3. Sebutkan ruang lingkup kesehatan masyarakat !

4. Apa yang dimaksud upaya kesehatan masyarakat ? secara garis besar meliputi apa saja ?

5. Jelaskan secara singkat perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia !